Thursday 16 July 2009

Kacamata

By: Albert

“Pemandangannya bagus sekali, sejuk dan terang benderang,” ujar Dodi yang berkacamata. “Terang?? Matamu ada yang salah tuh! Masak gelap gini dibilang terang?”, balas Toni. Lalu Dodi menoleh ke Toni, “Ya jelas aja. Kamu pakai kacamata hitam. Aku pakai kacamata yang bening.” Kita tahu bahwa kacamata menentukan benda apa yang kita lihat dan warna apa yang terjadi di dalamnya. Dodi dan Toni melihat satu objek yang sama tapi yang satu melihat gelap, yang lain melihat terang. Kacamata menentukan persepsi kita di dalam melihat sesuatu.

Di dalam dunia yang penuh dengan kesusahan dan penderitaan, beragam orang menggunakan kacamata yang berbeda-beda. Orang yang memakai kacamata pesimis mungkin berkata, “Sudahlah. Hidup ini susah. Ga ada harapan. Untuk apa kita berjuang kalau kesusahan itu tidak henti-hentinya malah menjadi-jadi?” Ada pula orang yang menggunakan kacamata minder, mungkin berkata, “Aku ga berguna. Udah dipecat, ga ada yang mau nerima aku. Aku ga bisa apa-apa kok. Percuma aku kerja, aku bodoh.” Yang lainnya menggunakan kacamata cuek, “Dunia memang begini kok. Ya udah jalani aja. Mau diapain juga ga bisa berubah.” Masih ada banyak kacamata-kacamata lainnya, yang kita gunakan untuk melihat suatu realitas dan kejadian.

Kacamata yang bagaimana yang seharusnya dipakai oleh orang Kristen? Tidak lain dan tidak bukan adalah kacamata iman. Dengan kacamata ini, kita dapat melihat pengharapan di balik penderitaan. Dengan kacamata ini, kita dapat melihat terang di balik kegelapan yang sangat gelap. Karena kacamata ini mengarahkan diri kita kepada Sang Sumber Pengharapan, yaitu Yesus Kristus. Yesus pernah berkata dalam Yohanes, “Berbahagialah orang percaya namun tidak melihat.” Hanya dengan kacamata iman, kita dapat menjalani kehidupan yang susah, penuh penderitaan dan banyak pergumulan dengan penuh sukacita dan penuh pengharapan karena ada Yesus yang menjadi sahabat, gembala dan yang paling penting menjadi Allah yang SENANTIASA menyertai kita.

No comments: