Monday 13 July 2009

INI AKU, JANGAN TAKUT! 2 (Matius 14:22-33)

By: Maria Natalia

2.    Kita harus percaya bahwa Yesus sanggup menolong

SS, Petrus yang mendengar suara Yesus segera bertindak.  Kita tahu bahwa Petrus adalah murid yang responsif, cepat dalam meresponi sesuatu.  Petrus berseru kepada Tuhan di ayat 28.  Petrus mengenali Yesus bukanlah hantu, sehingga ia tidak perlu takut.  Petrus memfokuskan imannya dalam identitas Yesus yang membuatnya dapat mengatasi rasa takutnya, Petrus menyadari bahwa Yesus dapat memampukan Petrus juga untuk datang pada-Nya di atas air.  Petrus ingin mengalami kuasa Allah, dan ketika Yesus menyuruh ia untuk datang, ia mulai turun dari perahu dan berjalan di atas air.  Namun ketika ia merasakan tiupan angin kencang, ini membuatnya merasa terancam dan takut lagi, karena memang saat itu air danau begitu bergelora.  Di saat seperti itulah, Petrus mulai tenggelam.  Petrus mulai tenggelam karena ia tidak lagi mengarahkan matanya kepada Yesus, mulai menoleh ke kiri dan ke kanan melihat tingginya ombak di sekelilingnya.  Imannya terguncang.  Tetapi yang paling penting adalah seruannya kepada Yesus: “ Tuhan, tolonglah aku!”  Tuhan yang sama yang dapat berjalan di atas air dan memampukan Petrus berjalan di atas air juga mampu menyelamatkan Petrus yang hampir tenggelam.  Ketika Petrus berseru, Yesus segera menolong dengan mengulurkan tangan-Nya kepada Petrus dan berkata di ayat yang ke- 31 : “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?”  Yesus menyebut Petrus orang yang kurang percaya, karena ia tidak terus berfokus pada Tuhan sehingga tenggelam.  Kalau saja Petrus terus mengarahkan pandangan serta kepercayaan bahwa Yesus memampukan dia berjalan di atas air, ia tidak akan tenggelam.  Namun ketika Petrus bimbang, di situlah ia mulai tenggelam.  Tetapi di sinilah belas kasihan Tuhan nyata untuk Petrus, Yesus menolong Petrus mengatasi kesulitannya.  Sekali lagi, Ia tidak tinggal diam.

Sebenarnya pelajaran dari perikop ini bagi murid-murid pada saat itu dan bagi kita sekarang ini adalah bagaimana kita tetap harus mempunyai iman kepada Yesus, meski dalam keadaan sulit sekalipun.  Kita bisa tahu dari awal perikop.  Siapa yang menyuruh murid-murid untuk pergi menyeberang?  Siapa yang menyuruh Petrus untuk datang kepada Yesus?  Ya, Tuhan Yesus sendiri.  Dan ketika Ia menyuruh murid-murid-Nya, Ia tidak lepas tangan, melainkan Ia yang menyuruh, Ia juga yang akan menyertai sehingga murid-murid-Nya selamat sampai ke seberang.  Yang harus dilakukan oleh murid-murid Yesus dan juga kita adalah iman, kita harus percaya Yesus sanggup menolong kita mengatasi ketakutan serta kesulitan yang kita hadapi dalam hidup ini.  Perikop ini diakhiri dengan sangat indah, pengakuan dari murid-murid bahwa Yesus adalah Anak Allah.  Ya, Yesus bukan hanya manusia biasa, tetapi Ia juga adalah Allah yang berkuasa untuk menolong anak-anak-Nya.

SS, suatu kali seekor tikus lari ketakutan dikejar seekor kucing.  Dalam ketakutannya ia berdoa kepada Tuhan: “Tuhan, jadikan aku seekor kucing agar bebas dari rasa takut!”  Tuhan mengabulkan doanya, ia diubah menjadi seekor kucing,  ia merasa bebas.  Namun sebentar kemudian seekor anjing mengejar kucing itu.  si kucing kembali lari ketakutan.  Dalam ketakutannya ia berdoa lagi: “Tuhan, jadikan aku seekor anjing dan bebaskan aku dari rasa takut!”  Tuhan kembali mengabulkan doanya, ia diubah menjadi anjing herder, anjing yang gagah dan suaranya keras.  Ia tidak menemukan ancaman di tempat ia tinggal.  Maka ia pun memperluas wilayahnya.  Ia pergi sampai ke hutan.  Namun sesampai di hutan ia kembali ketakutan karena berebut makan dengan singa jantan.  Ia pun kembali memohon: “Tuhan, jadikan aku singa jantan yang perkasa!”  Sekali lagi Tuhan mengabulkan doanya.  Ia diubah menjadi singa jantan yang gagah di antara singa-singa lain di sekelilingnya.  Namun tiba-tiba sebutir peluru seorang pemburu membuat temannya roboh dan mati.  Maka ia pun kembali ketakutan dan minta diubah menjadi manusia pemburu.  Kali ini Tuhan berkata: “Tidak ada gunanya aku mengubah kamu menjadi manusia, sebab apa pun wujudmu, kamu hanya memiliki hati seekor tikus.  Maka jadilah kamu tikus yang selalu ketakutan. 

SS, kalau saya berpikir dari ilustrasi tadi, tikus ini selalu takut, padahal Tuhan sudah memberi ia kekuatan dengan mengubahnya menjadi makhluk yang lebih kuat.  Bagaimana dengan kita?  Kita sudah tahu bahwa Tuhan sanggup menolong, tetapi apakah kita memercayai Dia?  Apakah kita mengandalkan-Nya?  Saudara, ketakutan itu wajar dan manusiawi.  Tetapi menjadi tidak wajar ketika itu terus merongrong kita dan membuat kita melupakan Tuhan.  Tuhan Yesus pun sama seperti kita, pernah mengalami ketakutan yang amat sangat di taman Getsemani.  Tetapi apakah Ia tenggelam dalam ketakutan-Nya?  Tidak, Ia memohon pertolongan dan kekuatan dari Bapa, sehingga Ia mampu menghadapi ketakutan-Nya dan akhirnya mati di kayu salib untuk kita.  Ia yang menang atas ketakutan, Ia juga yang akan menolong kita untuk menang atas ketakutan-ketakutan kita. 

SS, apakah yang menjadi ketakutan kita saat ini?  Kita mungkin punya ketakutan sendiri-sendiri.  Takut tidak dapat kuliah, takut akan masa depan, takut tidak mendapat pacar, takut tidak lulus ujian, dan sebagainya.  Ingatlah saudara bahwa ada Yesus yang selalu beserta kita.  Ia adalah Tuhan yang bangkit, yang tidak mati, artinya kita punya Tuhan yang hidup yang dapat selalu kita andalkan di dalam menghadapi segala kesulitan hidup ini.  Ada banyak hal memang yang menguatirkan kita, membuat kita gentar dan ketakutan menghadapinya.  Namun percayalah, Yesus tak pernah tinggal diam melihat anak-anak-Nya, Ia menjanjikan pertolongan dan kehadiran-Nya yang memberikan kekuatan.  Yakinlah akan janji Tuhan, dalam Ibrani 13:5b berkata: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."   Mari kita fokuskan pandangan kita pada masalah besar yang terjadi di hidup kita, fokuskan pandangan iman kita kepada Tuhan yang jauh lebih besar, melampaui masalah-masalah, kesukaran, pergumulan yang kita hadapi.  Mari kita percayakan seluruh hidup kita, apa yang kita takuti semuanya kita ungkapkan kepada Tuhan, minta Ia yang memberikan kekuatan kepada kita untuk menghadapi ketakutan itu dan terus berjalan bersama dengan Tuhan.  Amin. 

 

 

No comments: