Wednesday 22 July 2009

Kebingunganku Dalam Pelayanan

By: Albert

Beberapa hari yang lalu, saya membaca sebuah informasi tentang sepak bola. "Arsenal pilih bermain baik tapi kalah, atau menang tapi bermain jelek," itulah judul yang menghiasi info tersebut. Sang pelatih, Arsene Wenger, memilih untuk bermain jelek tetapi menang daripada bermain bagus tapi kalah. Saya tidak tahu apa yang motivasi sesungguhnya dari Arsene Wenger. Pasti ada pertimbangan tertentu, di mana dia memilih keputusan tersebut.

Judul tersebut cukup mengganggu pikiran saya pada waktu saya mengikuti kebaktian remaja di gereja. Saya melihat pemimpin pujian yang kurang sungguh-sungguh alias tidak sepenuh hati pada waktu memimpin ibadah. Beberapa kali saya menjumpai hal yang serupa di ibadah remaja yang lain. Saya jadi berpikir apakah lebih baik memiliki banyak pemimpin pujian tapi tidak maksimal melayani ataukah lebih baik memiliki sedikit pemimpin pujian tapi maksimal melayani. Kedua pilihan ini masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari pilihan pertama adalah saya memiliki SDM pemimpin pujian yang banyak. Akan tetapi tidak semua dari mereka bisa menyanyi dengan baik. Ibadah menjadi berantakan. Kelebihan dari pemimpin yang sedikit tapi sungguh melayani adalah ibadah dapat berjalan dengan baik dan suasana beribadah dapat tercipta dengan baik. Apabila memilih pilihan yang kedua ini maka remaja dapat mengeluh karena jenuh.

Manakah yang harus saya pilih di antara kedua pilihan tersebut yang sulit? Paulus memang berkata bahwa setiap orang diberi karunia yang berbeda-beda (1 Kor. 12:7-11; Roma 12:3-8). Kalau diberkan karunia mengajar, hendaklah ia mengajar. Kalau diberi karunia berkata-kata hikmat, baiklah berkata-kata hikmat dan seterusnya. Karunia yang diberikan harus sesuai dengan bidang pelayan. Akan tetapi bagaimana kalau seorang remaja menjadi seorang pemimpin pujian tapi dia tidak dapat menyanyi dan memimpin dengan baik? Apakah kita tidak menjadwalkan pelayanan kepadanya? Ataukah memberikan training dahulu dan tidak melayani dulu ataukah bagaimana? Saya ingin memegang prinsip Firman Tuhan namun apakah baik memberikan garis yang tegas bahwa mereka yang tidak bisa memimpin pujian, ga usah memimpin? Cari saja pelayanan yang lain. Apakah begitu caranya? Akan tetapi apabila saya memaksakan dia tetap memimpin, pelayanan akan menjadi hancur.

"Tuhan, saya jujur bingung bagaimana menerapkan prinsip ini dalam kehidupan bergereja. Tolong saya, Tuhan. Berikan hikmat dari surgawi agar dapat mengerti apa yang harus diputuskan, agar dapat memilih pilihan yang tepat di antara dua pilihan yang sulit. Dalam nama Yesus, saya berdoa. Amin"

Sunday 19 July 2009

Iseng !!! ^_^ v

By: Fong